Minggu, 11 Desember 2011

Manajemen Haid

Manajemen Haid bagi wanita yang menjalankan haji sangat penting. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengatur haid. Pertimbangan pertimbangan ini tentu ada positif dan negatifnya.
Aq ceritakan sedikit tetang pengalamanku. Boleh dikatakan aku minim banget pengetahuannya dalam hal ini saat sebelum berangkat. Jauh hari sebelumnya banyak yang menyarankanku untuk meminum Obat Pengatur Haid (OPH) dan beberapa ada juga yang kontra. Tentu keduanya ada alasannya.
Aku sendiri awalnya berniat meminum OPH walopun secara siklus aku perhitungkan saat ibadah haji aku Insya Allah bersih. Namun jika mengerjakan haji tamattu *sebagaimana haji dari jamaah Indonesia* maka aku kemungkinan tidak dapat menjalankan umroh saat kedatangan.
Oh sedihnya....
Memang banyak yang menyarankan minum OPH agar saat ibadah di tanah harom kita dapat memanfaatkan berlipat lipatnya pahala kebaikan.
Dalam menjalankan haji saat yang memang wajib dalam keadaan suci adalah saat tawaf iffadah. Bahkan mabid di Mina maupun wukuf di Arrafah sekalipun tidak mewajibkan kita untuk dalam keadaan suci.

Akhirnya antara ragu ragu aku coba juga mengunjungi seorang dokter kandungan di sebuah Rumah Sakit ****.
Sang dokter memberikan obat pil kb *Diane 35* yang diminum tepat waktu dari sejak haid terakhir. Namun karena aq datang ke dokter beberapa hari setelah haid maka sang dokter sempat menyarankanku meminum lutenyl (1X1) pada hari ke empat haid dan setelah hari ke empat dilanjutkan dengan pil KB Diane 35.
Kemudian aku mencoba bertanya pada beberapa uztadzah dan menyarankan agar tidak perlu meminum pil KB. Apalagi aku Insya Allah bersih sebelum ke Mina.
Dari cerita kakak iparku dimana saat bliau haji juga meminum OPH (pil KB) dimana bliau merasa stress karena tidak terbiasa menggunakan pil KB dan memang syarat menggunakan pil KB memang harus tepat waktu. Jika sampai tidak tepat waktu malah sebagian orang malah mengalami flek sepanjang hari.
Selain itu Pil KB juga memiliki efek samping tentunya. Pil KB kan berisi hormon, bagi sebagian wanita menimbulkan masalah pada kulit, berat badan, varices dan juga pengaruh pada yang bermasalah dengan Jantung.

Akhirnya dengan bismillah aku tidak meminum OPH sama sekali. Alhamdulillah sayapun masih bisa haji tamattu, walopun memang menyusul setelah beberapa hari sampai di tanah Harom.
NAmun dengan siklus haidku yang pendek pada akhir sebelum pulang setelah selesai Arbain di Masjid Nabawi aku mendapatkan tamu. Walopun aku sudah merencanakan tidak minum obat. Yang pastinya tetap sediiiiih. Aku berharap sebelum pulang aku masih dapat tawaf Wadda. Hu hu hu hu.... *setelah dari Madinah jadual kami kembali ke Makkah*
Dengan ijin pada suami, dan setelah konsul dengan dokter rombongan aku akhirnya minum Primolut N. Memang Primolut paling banyak dipakai sebagai OPH.
Namun untuk menggunakan harus rutin dan tepat waktu. Dosis saat setelah dapat haid cukup 1X1, Namun mendekati jadual kedatangan bulan ditambah dosisnya maksimal 3X1.
Di Makkah, Primolut tersedia di Pharmacy *tanpa harus dengan resep dokter*
Untuk yang ingin mengatur haid maka :
1. Menggunakan Primolut, yang diminum sejak haid terakhir dengan dosis kecil dan diminum tepat waktu apad jam yang sama. Karena meminumnya dari Indonesia maka sesuaikan juga dengan jam Arab Saudi. Karena OPH harus tepat waktu
2. Menggunakan suntik kb. Beberapa orang ada yang cocok dan ada juga yang tidak. Bahkan bagi yang tidak cocok malah sering dapat flek flek
3. Ada juga menggunakan pil "Deflon" *saya tidak tahu persis isinya namun fungsinya menurut dokter adalah memperkecil pembuluh vena. Sehingga dapat mengurangi atau mencegah pendarahan. Memang berbahaya bagi yang punya riwayat sakit jantung. Deflon diminum apabila mendapatkan flek maka tetap menggunakan Primolut 2 X1 dan ditambah Deflon 1X1

Saya sendiri di saat akhir mencoba meminum Primolut N, namun beberapa hari pertama tetap mendapatkan flek flek. Walopun sempat beberapa jam bersih dan kemudian beberapa jam kemudian mendapatkan flek warna merah muda sekali.
Beberap ustadz menyarankan tidak terlalu memaksa untuk meminum OPH agar bisa suci. Pertama Allah punya hikmah pada suatu kejadian, Allah punya ketetapan pada umatnya. Jadi sebaiknya memang ikhlaskan saja. Sebagaimana Siti Aisyah, tetap menjalankan haji padahal beliau juga sempat mengalami haid.
Memang yang wajib suci adalah saat tawaf iffadah. Jika saat selesai haji (setelah jumroh) dan akan melaksanakan tawaf iffadah namun sang bulan masih menemani, maka dapat menunda, namun memang harus tetap dalam bulan Dzulhijah / musim haji.
Ada juga yang menggunakan OPH yang tingkat ketahanannya bertahan sekitar 5 jam.

Demikian sedikit cerita tentang mengatur haid. Semoga bermanfaat.

Selasa, 29 November 2011

Hajj Trip -2 (Mina-Arafah-Muzdalifah-Mina)

Perjalanan haji adalah seperti sebuah perjalanan kematian. Berikut prosesi pelaksanaan haji :
Tanggal 7 Dzulhijah kami menuju Mina untuk tarwiyah yakni untuk persiapan menuju ke Mina. Tidak semua jamaah haji Indonesia mendapat kesempatan tarwiyah. JAdi kondisi Mina pada hari tarwiyah tidak ramai *mungkin hanya sekitar 25% yang melakukan tarwiyah*
Di Mina disediakan tenda tenda yang menampung sekitar 80 orang setiap tenda. Di sini disediakan beberapa kamar mandi/toilet untuk beberapa tenda.
Dimana setiap orang mendapat tempat seukuran badan. Ukuran ini seperti seukuran kuburan manusia. Berbagai watak akan terlihat disini. Tidak hanya di tenda juga di toilet maupun tempat antrian makan.

Di Mina saya tidur berdekatan dengan Mbak Neni dan Mbak Lies *yang juga satu bis dan dg Ceu Neni malah satu kamar ketika di appartemen.* Di sebalah kanan dengan Ibu Eny dari Tarnatte. Alhamdulillah dengan orang sebaik baik mereka saya dapat menjalankan ibadah dengan baik. Semoga silaturrahim tetap dapat terjaga....

@Mina with Dara dara Cilegon (Mbak Neni dan Mbak Lis)

Selama di Mina sholat dilakukan dengan mengqada tanpa menjama' Jadi misalnya sholat zuhur dikerjakan diwaktu zuhur sebanyak 2 rakaat dan Ashar pada waktu ashar 2 rakaat. Tidak ada sholat sunat rawatib kecuali sholat sunat fajar. Setiap waktu sholat dilakukan berjamaah dan ba'da sholat juga ada tausiyah.

Suasana Tenda Mina Saat Tarwiyah@Mina, 7-8 Dzulhijjah 1432 H

Wukuf di Padang Arafah memiliki arti seperti di padang Mahsyar. Haji adalah wukuf di Arafah. Dimana ini merupakan salah satu wajib haji. Tidak syah haji seseoranmg tanpa wukuf di Arafah. Lautan manusia karena semua yang berhaji berkumpul di Padang Arafah sejak matahari tergelincir sampai dengan matahari terbenam (magrib). Kami meninggalkan Arafah setelah Isya. Jadi Sholat Isha di jama' Taqdim di Arafah. Setiap pergerakan juga harus penuh kesabaran. Dengan jutaan umat, setiap pergerakan bukan tak mungkin adanya macet. Sehingga selalu diusahakan kita selalu siap, kita yang menunggu bis *bukan bis menunggu kita*


Wukuf @ Arafah


Mabit @ Muzdalifah 10 Dzulhijah dini hari, lagi nyari batu untuk jumroh



@ Jamarat Aqobah tgl 10 Dzulhijah

Setelah selesai wukuf kembali Mabit ke Mina. Mabit di Mina sebagaimana seperti di alam kubur.


Sesaat setelah tawaf Iffadah tanggal 12 Dzulhijjah

Kami mengambil nafar awal sehingga meninggalkan Mina untuk tawaf Iffadah pada tanggal 12 Dzulhijjah. Alhamdulillah proses haji selesai wajibnya. Kemudian selanjutnya kami menuju Madinah untuk Ibadah sholat Arbain.

Pada awalnya kami berniat melakukan tawaf iffadah tanggal 10 Dzulhijah setelah jumroh aqobah. Namun ini tidak mudah... Karena rombongan kami *atas pertimbangan berbagai hal termasuk angkutan dan kondisi ke Masjidil haram melakukan tawwaf iffadah setelah selesai jumrah pada saat nafar awal yakni tanggal 12 Dzulhijah.*
Akhirnya kami putuskan mengikuti rombongan untuk tawwaf iffadah tanggal 12 Dzulhijah.
Saya sempat dapat cerita dari seorang Ibu dari Brebes yang ketemu di Masjid Nabawi, bahwa bliau dan suami melakukan tawaf iffadah tanggal 10 Dzulhijah dengan berjalan kaki dari Mina ke Masjidil Haram.




Hajj Trip -1 (jeddah-makkah/apprt)

Alhamdulillah tahun 2011 / 1432 H kami diberikan kesempatan menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Kami berangkat dengan dibantu oleh NRA Travel(Nur Rima Alwalii) pada tanggal 30 Oktober 2011 yang merupakan sudah di bagian akhir (gelombang ke-2). Sehingga kami dapat langsung menuju Makkah. Rencana perjalanan ini adalah menunaikan ibadah haji kemudian ke Madina untuk ibadah Arbain dan kemudian kembali ke Makkah sebelum pulang kembali ke tanah air.

Alhamdulillah setelah mengalami antrian panjang di imigrasi Saudi (kurang lebih 6 jam) kami mengambil miqat di Bandara King Abdul Azis menuju ke kota Makkah. Agar kondisi persiapan sebelum tarwiyah ke Mina lebih baik lagi, sementara kami tinggal di apartemen di daerah yang tidak jauh dari Tan'im (salah satu tempat untuk mengambil miqat Umrah). Kalau dari Masjidil Haram cukup jauh dan perlu naik bis. Untuk menjaga kesiapan fisik haji selama di Mina-Arafah-Muzdalifah-Mina maka memang tidak disarankan untuk melaksanakan shalat di Masjidil Haram.


Suasana pagi sekitar apartemen, udara Makkah sedang sejuk...

Foto diatas diambil sekitar appartement, ketika jalan jalan pagi setelah tausyiah subuh. Udara di Makkah sedang dalam kondisi sejuk dan cenderung dingin.

Jamaah haji Indonesia memang kebanyakan Haji Tamattu (mengerjakan umroh sebelum haji). Namun karena kebetulan aq sedang berhalangan *dapat bulan* maka aq tidak dapat melaksanakan umroh diawal kedatangan. Hal ini memang sudah sempat kami konsulkan dengan beberapa ustazah. Aq memang tidak minum Obat Pengatur Haid (OPH) dengan beberapa pertimbangan.
Pertama karena siklus haid yang Insya Allah masih memungkinkan dapat mengerjakan haji setelah haid selesai.
Kedua beberapa wanita tidak cocok dengan OPH sehingga malah menimbulkan flek flek yang justru mengganggu ibadah hajinya

Dengan pertimbangan tersebut, dengan bismillah aq tidak minum OPH. Jadi pada awal kedatangan aq tidak bisa langsung umroh. Namun Alhamdulillah pada hari kedua sebelum berangkat ke Mina, aq bersih dan dapat mengerjakan ibadah umroh. Beberapa ustadz dan Ustadzah menyarankan apabila tidak bersihpun dapat diganti dengan niat haji Qirran. Namun berkat ijin Allah, tetap dapat menunaikan ibadah umroh sebelum haji. Sempat juga awalnya merasa sedih ga bisa umroh dari awal berangkat. Tapi dengan dikuatkan niat bahwa semua sudah diatur Allah, dan tentu ada hikmah dibalik semua ini. Di rombongan kami tentunya ada beberapa yang mengalamai hal yang sama dengan aq.

@Saptco Terminal setelah umroh dan ngantri nungguin Bis datang

Di Apartemen tetap menjalankan ibadah sholat berjamaah dan tausyiah rutin setelah subuh, asyar dan magrib. Memang salah satu kelebihan dari Haji plus adanya adalah bimbingan ustadz yang sangat membantu pemantapan program (ibarat seperti ikut pesantren selama program perjalanan). Jadi hari hari sebelum menuju ke Mina, diisi dengan pemantaban dan bimbingan ustadz dan juga menyiapkan fisik agar selama di Mina dapat terjaga kondisi fisik dan juga tentunya 'hati'.

Untuk jamaah yang berhalangan, dari pihak Travel diberikan kesempatan dengan diantar oleh muttawif untuk umroh. Dan setelah itu jika memang ingin tetap beribadah ke Masjidil Haram maka dapat menggunakan bis yang melewati appartemen kami. Hal ini memang tidak disarankan, tapi kita tentu ingin memanfaatkan ibadah ditanah Haram yang pahalanya berl;ipat ganda.
Ada pengalaman menarik naik bis Saptco. Dan ketika pulang setelah magrib suasananya rameeee bener dan ketika nawar naik taxi, harganya gila-gilaan. Dari masjidil Haram ke apartemen diminta 200 SR. Akhirnya kami coba naik Bis. Jika naik bis di Arab, Pintu wanita dan laki2 tidak sama. Sehingga kita akan terpisahlah dengan para suami. Sedangkan masuk bis juga desak-desakan *jauh lebih sulit dibanding naik DAMRI Jatinangor he he * Setelah dapat masuk kita tidak tau apakah para suami masuk dan tentunya berhubung malam. Untungnya mutawiif kami, Hafiz telpon saya dan bilang bahwa semua bapak bapak sudah ada di depan. PAdahal rasanya deg degan gag karuan pas naiknya. Sudah rebutan, berdiri dan ga tau nanti akan turun dimana, suami ga kliatan pulak.

Klo nyang ini mejeng dengan Opick after Lunch @ apartement

Di Appartemen, pembagian kamar tidak digabung antara suami istri. Hal ini selain untuk menjaga ihram* tidak boleh hubungan suami istri* juga dikondisikan dengan keadaan di Mina. Misalnya di Appartement kita mesti sharing kamar mandi dengan beberapa kamar lainnya.
Di appartement walaupun bisa mencuci, tidak tersedia jemuran khusus maupun mesin cuci. Aku sendiri memang prepare baju untuk 10 kali ganti jadi sampe 10 hari masih aman. Jadi aku pertimbangkan nyuci setelah dari Mina. Tapi klo nyuci2 CD mungkin ndak apa apa. Karena bagaimanapun di appartemen kamar mandi juga sharing. Jadi klo nyuci nyuci nyari waktu yang pas. Kalo laundry juga tersedia, tapi mayan mahal dan lama (5 SR per potong). Dan kejadiannya yang laundry sebelum ke Mina baru dibagikan setelah di Madinah.

Saya sekamar dengan 3 orang Ibu Ibu lainnya yang Alhamdulillah baik baik dan sholehah. Ibu Watiah dari Cilacap yang paling senior, Bu Dewi dari Sukabumi, Jeng Neni dari Cilegon. Tentunya sangat banyak manfaatnya pengalaman selama di Appartement. Semoga Silaturrahim dengan Ibu Ibu ini tetap terjaga sampai kapanpun.
Inilah para penghuni kamar di Lantai 2 (lupa nomornya). he he he he

*dari kiri ke kanan: Bu Dewi, Jeng Neni, eykeh, dan Bu Watiah*

Kami berangkat menuju Mina untuk tarwiyah pada tanggal 7 Zulhijjah. (next posting @Mina ).

Minggu, 25 September 2011

Umrah 2008

Akhir Maret 2008 lalu Alhamdulillah kami punya kesempatan menuju rumah Allah. Sungguh kesempatan yang sangat berharga sekali diberikan oleh Perusahaan untuk beribadah. Tempat yang selalu dirindukan oleh umat muslim. Baitullah, di kota Haram.
Sedikit cerita tentang kenapa namanya Tanah Haram? Karena di kota Makkah tanah haram, diharamkan untuk melukai makhluk Allah baik Manusia, binatang maupun tanaman.
Perjalanan cukup lama, tidak seperti umroh reguler yang pernah kami ikuti sebelumnya, karena dimulai dari manasik di kota BAndung. Kenapa di Bandung? KAarena head office kantor Bapak di kota Bandung.

Ceritanya ga runtun. Gimana ingetnya aja.

Bapak di gua Hira'
Pernah kebayang seperti apa Gua Hira'? Inilah Gua Hira' tempat Rasulullah pertama menerima wahyu. Berada di sebuah bukit dan cukup sempit. Dari atas bukit dapat melihat pemandangan kota Makkah. Sayang nih Mama ga ikut... Bapak pergi dengan teman2 laki-laki saja.

View Masjidil Haram dari kamar Grand Zam-Zam

Hotel Grand Zam-Zam adalah hotel baru di depan King Abdul Aziz gate. Towernya tertinggi di Kota Makkah. Alhamdulillah sungguh takjub dapat kamar viewnya ke MAjidil Haram. Saat ini plataran masjidil Haram lagi diperbesar sehingga banyak hotel sekitar digusur. Termasuk pasar Seng.

Jabal Uhud


Di Peternakan Onta.... Sayang ga kebagian minum susu Onta

Konon katanya susu onta berkhasiat menyembuhkan segala macam sakit. Karena sibuk foto-foto anak onta jadi ga kebagian susu ontanya. Hiks.

Ditulis tanggal.... 2008 di blog lainnya.

Umrah Ramadhan

Sbenarnya niat umroh baru sebulan sebelum puasa. Sejalan juga dengan niat mo lepas IUD dan rencana mo hamil lagi. Sbenarnya kepengen Haji saja. Tapi kalo haji juga belom daftar dan belom tentu dapet kuota. Seperti balapan antara umur dan keinginan mo punya anak lagi. Memang saat ini adalah saat yang tepat sebelum masuk ke usia rawan hamil. Jadi ya sudah deh langsung bikin anak. Wuehue...he...he....
Jadi saat aku daftar umroh, aku belom hamil tuh.... Tapi tidak mengurangi niat, malah rasanya berbahagia banged bisa umroh membawa anak dalam perutku. Bukankah kata Rasulullah, "Umrah Ramadhan sama dengan berhaji denganku."

Omra Ramadhan


Berangkat umrohnya juga kami sepakati gantian. Anak-anak gag pernah ditinggal lama ma kdua ortunya. Uda Ghazy dah ngerti kalo itu ibadah. Tapi Qiyya pengen ikutan aja. Awalnya terpikir mo bawa anak-anak. TApi kalo bawa 2 anak berad juga. Emang sih kalo liat di sana bayi-bayi masih merah aja banyak yg bawa. Tapi buat Uda Ghazy dan Qiyya emang belom tepat saatnya. Suwamiku Awal Ramadhan dan rombongan kedua (Aku, Ibu dan 2 kakakku) di pertengahan Ramadhan.

Pengalaman yang paling berkesan saat buka puasa dan sholat di MAsjidil Haram. Kita sering buka puasa di pelataran mesjid. Melihat umat yang saling berbagi makanan. Rasanya minum er zam-zam dan makan korma aja rasanya nikmat tak terkirakan. Omra Ramadhan kebayakan dari orang Arabnya. Jarang2 siih ngeliat orang Melayu. Pake bahasa tubuh tapi sepertinya persaudaraan jadi sangat dekat. Sering duduk deket Nenek-nenek yang suka ngelus-ngelus tanganku. Kagak ngerti ngomong apa, karena mreka juga ga ngerti Bhs. Inggris.

Ada juga saat aku gag selera makan. Padahal dari travel agentku sudah nyediain catering makanan Indonesia. Kok rasanya pengen Fried Chiken, sperti saat di Bandara makan berdua Kakakku pake saos tomat nikmat banged. Udah cape-cape ngantri di KFC, ternyata nyampe hotel gag selera makannya. "Rasanya kok gag senikmad waktu kita makan kmaren ya Ni..."

Waktu di MAdinah kita sempet ke Mantiqah Baida *Medan Magnet.* Tempatnya sekitar stengah jam dari Kota Medinah. Suatu daerah perbukitan, di daerah gurun pasir dmana terdapat medan magnet. Cara mengetes Medan Magnet tersebut adalah ketika menggunakan bis, gigi kendaraan dalam keadaan kosong tapi bis bisa jalan sendiri sampai pada kecepatan 120km/jam. Subhanallah! Daerah ini cukup panjang, sampai sekitar 5 km.

Ditulis tanggal 20 Oktober 2006 di Blog cabang lain... *hobby buka cabang blog... he he he*

Rindu rumahMu


Ya Allah... Aku merindukan rumahMu...
Perkenankan hamba... mudahkanlah perjalanan kami... Semua atas ijinMu ya Rabb...